Kalau kamu sekarang merasa jadi orang yang paling tidak beruntung dalam menjalani
kisah cinta di dunia yang fana ini, lebih baik kamu membaca ulang sebuah cerita
karangan terkenal oleh seorang
penulis sandiwara dan aktor berkebangsaan Inggris yang sangat populer, William
Shakespeare (1564-1616). Sudah ketebak, pasti yang akan dibicarakan adalah
sebuah kisah cinta dari karya “Tragedi Romeo dan Julia (Juliet)”. Apa sih
isinya? klimaks dalam cerita tersebut
adalah Romeo yang mati meminum racun dan Juliet yang menusuk dirinya sendiri
dengan pisau belati. Jadi cerita nya Romeo kaget setengah mati melihat si
Juliet yang tergeletak tak berdaya dan dikira sudah modar (padahal cuma
kecapekan habis mencuci baju). Merasa kehilangan harapan hidup karena dikira
Juliet sudah tiada, akhirnya Romeo pun memutuskan untuk meminum racun obat panu
yang baru dipakai oleh Juliet. Eh, Juliet nya ternyata malah bangun dan kaget
melihat Romeo yang keburu tepar.
“Romeo
kamu kenapa minum obat panu? itu kan obat oles?”, teriak Juliet sambil
menunjukkan banyak panu di paha sebelah kiri nya.
Juliet
pun merasa kehidupan di depannya sudah tidak memiliki arti lagi, saat itu juga
Juliet yang melihat ada pisau belati yang masih tergenggam di tangan Romeo, (kebetulan
sebelum ke rumah nya Juliet, Romeo habis dimintai bantuan oleh tetangga nya
menyembelih ayam) langsung menusuk pisau tersebut ke tubuhnya sendiri.
Jadi
mereka bunuh diri hanya karena salah paham? maaf Om Shakespeare, cerita
karanganmu saya karang lagi untuk menghibur mereka yang masih merasa ngenes
hanya karena belum punya pacar, atau baru putus?
Shakespeare
mungkin tidak menyangka bahwa Romeo yang lebih kuat dari Romeo idiot
sebelumnya, akan lahir beratus-ratus tahun kemudian.
Oleh: Rozi. H
Orang
itu adalah pria yang kini sedang duduk sendirian sambil bengong menunggui
sesuatu. Namanya Romeo juga. Romeo yang satu ini memang tidak sedang bersama
Julia untuk duduk bareng. Mau Julia, Juliet, Juminten, bahkan Jupri sekalipun,
Romeo tetap kelihatan tegar. Meskipun kini sedang merasa gelisah. Bukan karena
sedang jomblo, tapi lagi-lagi menunggu seseorang. Eh dua orang deh. Dua orang
penjahat yang hobi ngecengin orang. Romeo yang satu ini harus segera bersiap.
Menunggu dua orang gila hanya beberapa jam sama seperti menunggu jawaban MANTAN
pacarnya yang dulu,-sebut saja Juliet. Romeo kabarnya masih berharap bisa
balikan dengan Juliet. Namun, bagi Romeo balikan atau tidak balikan, kehidupan
akan tetap terus berjalan.
(Sumber: kaskus)
Kehidupan
yang akan tetap terus berjalan? yang akan terus berjalan, apaan…
Aku
dan Pepe benar-benar tidak bisa jalan ini karena terjebak kemacetan di jalan
raya menuju sebuah Mal di kota Depok. Detik-detik waktu ingin berbuka puasa seperti
sekarang rasanya seperti berada di Neraka. Pengendara mobil maupun pengendara
sepeda motor tidak mau kalah untuk menguasai jalan. Sialnya Aku dan Pepe malah
terjebak di tengah jalan seperti ini. Rencana mau ketemu Romeo, malah terhambat
begini jadinya.
“Ojin, lau dimana? gw
udah lumutan ini.” Sebuah pesan singkat dari Romeo yang baru saja aku baca dari
WhatsApp.
Aku langsung buru-buru
memberitahu Pepe untuk mengendarai sepeda motor ini agar lebih cepat. Tapi
dugaanku salah. Pepe ternyata memelankan sepeda motor. Semakin kurang ajar
ketika Pepe malah berhenti sebentar di depan warung. Mau beli rokok dulu
katanya.
“Gak puasa lu”? tanya
ku penuh heran.
“puasa kok gw…, tapi
mulai besok” jawab Pepe kalem.
Setelah melewati
berbagai marabahaya akibat Pepe mengendarai sepeda motor nya dengan seenak
jidat, aku yang sedang diboncengi hanya meringis saja dibuatnya. Bagaimana
tidak, lagi naik motor, Pepe malah berani-berani nya dengan asyik menggaruk
kaki hanya dengan satu tangan. Satu tangannya lagi sibuk ngutak-ngatik mainin handphone.
Lalu siapa yang megang kendali stang motor? Kalau begitu kita mampus.
Ajaibnya kita berdua
tetap saja bisa sampai dengan selamat di depan parkiran Mal yang ingin di tuju.
Sepanjang perjalanan tadi, aku hanya bisa memejamkan mata. Begitu mata ku terbuka.
Sial, ternyata Pepe salah masuk parkiran. Dia malah mencoba masuk ke halaman
parkiran khusus mobil. Dengan tampang cengengesan, Pepe mohon ijin memutar
balik melawan arah untuk masuk ke halaman parkir khusus motor. Satpam Mal
tersebut sukses dibuat geleng-geleng kepalanya.
Akhirnya kita berdua
memarkirkan sepeda motor di tempat yang benar. Dengan tergesa-gesa, Aku dan
Pepe langsung masuk ke dalam Mal tersebut. Kita berdua memang sudah janjian
dengan Romeo di tempat ini. Sampai di sebuah restoran sederhana, kita berdua
bisa melihat Romeo malah lagi asyik makan bakmie goreng. Ternyata memang sudah
waktu nya berbuka puasa. Saat itu juga dengan tampang musafir yang cengengesan,
aku dan Pepe memohon dengan sangat untuk ditraktir makan Bakmie goreng juga oleh
Romeo.
***
“Jadi tujuan lau berdua
ke sini cuma pengen makan gratis?” tanya
Romeo sambil tertawa sinis.
“Yah enggak dong Abang
Romeo, gw kan pengen bimbingan skripsi” jawab Pepe masih dengan tampang kalem.
“Iya abang Romeo, saya
kan cuma mau silahturahmi dengan abang Romeo.” tambah saya sambil mengunyah
bakmie goreng.
Romeo cuma bisa gigit
kuku.
Sebenarnya hari ini aku
dan Romeo memang sudah janjian di tempat ini. Romeo memang hanya ingin temu
kangen dengan kita berdua. Aku dan Pepe pun demikian, memiliki rencana mengajak Romeo untuk pulang kampus. Maklum, Romeo ini MANTAN senior kita dulu di kampus.
Aku jadi ingat pertama kali masuk kuliah di pertengahan tahun 2010. Aku yang
baru masuk kampus di hari pertama kuliah tiba-tiba digiring sama abang-abangan
berambut gondrong, di jari tangannya terjepit rokok kretek dan bawa-bawa gelas
kopi. Kita waktu itu dikumpulin di satu ruangan kelas, ditanya oleh Romeo
mengenai nama lengkap, hobi, asal
sekolah, tujuan ambil jurusan kuliah dan tokoh idola. Tapi aku sangat berkesan
dengan Romeo. Muke doang sangar, hati tetap agar-agar. Lembut.
Sama seperti sekarang. aku
dan Pepe masih melihat Romeo seperti yang dulu. Kita berdua yang paling sering
dibimbing untuk menjalankan organisasi mahasiswa yang baik dan benar. Maklum
dari dulu hanya kelakuan kita berdua yang paling minor. Jadi inget waktu ditugaskan
bagiin selebaran di kampus tetangga. Kalau tidak salah di tahun 2011, kita
bertiga dengan muka tebel bagi-bagiin selebaran berisi profil mengenai
organisasi kita dulu, tapi bagiin selebaran nya di kampus tetangga. Aku dan
Pepe pernah ketahuan menyamar di kampus tersebut. Lho wong, selebarannya atas
nama kampus IISIP, tetapi kita bagiinnya ke mahasiswa baru kampus UI, aku dan
Pepe ternyata salah bawa selebaran.
Kejadian semena-mena
tersebut cuma buat Romeo tersenyum kecut. Meskipun kecut, tapi Romeo tetap bisa
tersenyum di hari itu. Memang bukan kampus tetangga juga sih kita bertiga
berada. Lebih tepatnya kampus pacarnya Romeo. (Romeo pernah pacaran di tahun
2011) aku dan Pepe keseringan bengong saat mau bagiin selebaran. Kok bisa yah
Romeo-yang muke nya mirip matakuliah Politik pinggir kali, bisa punya pacar.
Cantik pula.
Nah kisah pacarannya
Romeo ini yang bikin geger dulu di kampus. Teman-teman satu angkatan Romeo dulu
sering ngecengin dia. Pernah Romeo bawa pacarnya ini ke kampus, lalu diajak
datang ke sebuah forum diskusi mingguan. Romeo jadi pusat perhatian dalam forum
tersebut. Eh bukan deh, tapi pacarnya. Di situ, Romeo cuma cengar-cengir aja. Merasa
jadi cowok paling ganteng deh pokoknya.
Kemana pun mereka berada, mereka selalu berdua
(sebenarnya sih ber-empat kalau aku dan Pepe lagi iseng memantau dari belakang).
Aku sering melihat juga, memang benar mereka seperti sulit dipisahkan. Lagi demo, lagi ngerjain tugas kuliah, lagi
nyari buku di perpustakaan dan lain sebagainya yang bikin aku cuma geleng-geleng
kaki.
Tapi siapa sangka, tiga
tahun lamanya Romeo seolah terlihat bahagia, ternyata enggak juga. Sudah ketebak,
aku yang sering mengintip Romeo yang hobi bikin status facebook setiap hari
ternyata membuat sebuah berita yang tidak disangka “Romeo sudah putus sama
pacar nya”. Romeo sempat galau berbulan-bulan. Bahkan inisiasi gerakan
#menolaklupaMANTAN #saveMANTAN yang dulu sempat menjadi viral di media sosial,
awalnya dari kisah percintaan Romeo!
***
( MANTAN senior)
Aku mencoba mengingat
kesan pertama kali bertemu dengannya. Selain kisah pilu melahirkaan gerakan
hastag tadi. Romeo juga tidak berubah.
Masih dengan gaya nya yang santai. Celana sobek dibagian dengkul dan sandal
jepit favoritnya. Apa jangan-jangan sandal itu gak diganti-ganti sejak masuk
kuliah dulu?
Romeo memulai
percakapan. Dia lebih banyak bertanya mengenai kabar MANTAN kampus kita yang
sekarang. Aku jawab sekilas. Bahwa aku kurang lebih tidak tahu. Hehehe. Untung
saja saat itu juga Romeo tidak langsung menyundut tanganku dengan puntung
rokok. Aku kan juga sudah lulus kuliah dua tahun sesudahnya. Tetapi Pepe-yang
memang belum lulus-lulus kuliah, kali ini menyelamatkanku dengan menjawab
sekilas mengenai kabar MANTAN kampus kami bertiga, jawaban Pepe polos : Udah
beda Rom!
“Berbeda maksudnya”?
tanya Romeo singkat.
“Sekarang organisasi
kita yang dahulu semakin solid dan kolektif, aktifitas rutin semakin berjalan.
Ada diskusi rutin, demo rutin bahkan mabuk rutin, hehehe “ jawab Pepe dengan
gaya bahasa yang satir.
Romeo lagi-lagi
tersenyum kecut. Itu memang gaya nya. Aku sudah membaca bahasa tubuhnya. Romeo
hanya menganggukan kepala sesekali sambil menundukan mata. Pertanda ada rasa
kecewa.
“Baiklah kapan ada
diskusi mingguan lagi di MANTAN organisasi yang saya pernah bangun bersama
kalian”? tanya Romeo dengan tegas.
Aku pun melihat
secercah harapan muncul. Kebetulan aku juga mau menawarkan Romeo untuk pulang
kampus. Romeo mungkin merasa bersalah. Dia seharusnya tidak meninggalkan kita
hanya karena putus dari pacarnya.
Aku memberi tahu jadwal
kapan akan diadakan diskusi rutin mingguan. Sebelumnya aku juga sudah bertanya
pada teman yang sekarang menjadi kordinator diskusi di kampus. Romeo terlihat
oke-oke saja aku tawarkan untuk menjadi pembicara di MANTAN organisasi
sekaligus MANTAN kampus nya.
Tidak terasa waktu
sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Aku dan Pepe merasa puas sudah banyak
mengobrol dan bertemu Romeo untuk pertama kalinya sejak tiga tahun yang lalu. Kami
bertiga hanya diskusi ngalor-ngidul kebanyakan bercanda. Romeo meledek aku
terus. Kebetulan bahan bercandaannya mengenai aku yang sampai sekarang belum
punya pacar.
Dia bilang,“seseorang yang berprofesi Marketing, tapi kok
masih jomblo? Bukankah orang Marketing jago ngegombalin orang yah?”, “benar-benar
jomblo sejak dalam pikiran!” tambah Romeo sadis.
Aku hanya mesem. Kami
bertiga bersiap untuk pulang dan berjanji untuk ketemu lagi di acara diskusi
nanti.
***
Seminggu kemudian, Romeo yang MANTAN senior itu akhirnya menepati janji. Dia benar-benar datang untuk kembali ke MANTAN kampus sekaligus MANTAN organisasi nya. Meski hanya sekedar menjadi pembicara di acara diskusi. Romeo yang satu ini memang bukan Romeo karangannya Shakespeare.
Operasi Pembebasan
Mantan, kali ini benar-benar sukses.