Minggu, 14 Februari 2016

KISAH JEJAKA GALAU: "JANGAN MINUM KOPI NYA, JEK"

Mendung masih menggantung.

Pepe masih menatap awan di atas genteng tempat Kos-kosan nya. Hanya berharap langit tidak menangis saat itu juga. Namun,  sebentar lagi akan turun hujan. Pepe buru-buru memeriksa keadaan genteng nya. Di bawah, Jek sedang menunggu dan memegangi tangga, Pepe berteriak,

“Genteng mana yang bocor”?

“Mana gue tahu, kan elu yang naik ke atas” jawab Jek.

“Oh iye ye” cengir Pepe.

Tiba-tiba petir menggelegar dengan kencang. Rintik hujan menderas. Hal ini yang mengangetkan Pepe, Dia terpeleset ke bawah dan meluncur langsung ke arah Jek. Sontak Pepe pun kembali berteriak,

“Awas……….”

Jek pun kaget dan tidak sempat menghindar

Oleh: Rozi Hariansyah

“BUKKK”…. $#%&!!!.............

Jek terbangun, mendapati dirinya sedang ditindih Pepe dari atas tempat tidur. Jek yang tidur di bawah merasa dongkol. Sepertinya kejadian di dalam mimpi dengan yang sekarang tidak ada beda nya. Dia buru-buru mendorong Pepe menjauh.

“Dukk”..

Bunyi kepala Pepe terbentur tembok. Namun Pepe belum terjaga dari tidurnya. Jek segera kembali tidur. Tiba-tiba telepon genggamnya berbunyi. Dengan malas Jek langsung mengambil bungkus rokok di sebelahnya,

“Halo???... aduh kok jadi rokok??” tanya Jek.

Jek ngelindur, dia langsung terbangun mencari-cari telepon genggamnya. Setelah ketemu, ternyata ada pesan singkat yang datang.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 
To: Jek >>>>
Untuk kawan-kawan Organisasi, hari ini rapat jam 7 Malem di Kosan Alip untuk aksi persiapan Bulan Mei, rinciannya:
  1. Tanggal 1 : Demo bareng buruh depan Istana Negara
  2. Tanggal 2: Demo bareng mahasiswa dan pelajar depan Kemendiknas
  3. Tanggal 8: Demo bareng LSM Pembela Perempuan di Tugu Tani
  4. Tanggal 13-14: Demo bareng pawai sekitar Semanggi
  5. Tanggal 20: Demo bareng buat ..(nanti dirapatin)
  6. Tanggal 21: Demo depan kampus untuk teatrikal Reformasi
Thanks, sebarin ke kawan2 satu organisasi yang lain.
Cp: Pirli: 089686073066
 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jek pun melongo. Di dalam kebingungannya, Jek pun membangunkan Pepe

“Bangun lu bangun lu…”

“Apaan si, gue lagi benerin genteng. Oh iye, kira-kira genteng mana yang bocor?” jawab Pepe setengah sadar.

“Lu emang geblek yeh, jelas-jelas lu yang benerin kenapa nanya ke gue? aduh, kok jadi ngaco gini, buruan bangun coy, gue dapet sms dari ketua” ujar Jek buru-buru.

Pepe pun terbangun, dengan malas dia membaca isi pesan tersebut. Pepe heran dan mulai mengeluh,

“Kenapa si, setiap nyebar pesan lewat sms, whats up, bbm pake nomer gue mulu?”

“Masalahnya bukan disitu, tapi lihat donk, di bulan mei yang tinggal beberapa hari lagi, kok bisa banyak banget jadwal demonya?” tanya Jek.

“Iya yah…kalo gini terus, kapan bisa ada waktu buat nyari cewek yah”? ujar Pepe

“HaAaAa…..” balas Jek dengan memangapkan mulutnya lebar-lebar.

Saat itu juga Pepe sukses memasukkan gulungan kertas ke dalam mulut Jek.

***

Jek kembali menggerutu, dia tidak habis pikir dengan pesan yang barusan dia terima. Pepe sendiri sedang asyik mengaduk kopi yang baru dia buat. Jek yang tahu Pepe sedang menyeduh kopi, lantas meminta Pepe untuk membuatkannya.

“Lu lagi buat kopi? Buatin gw sekalian! Perintah Jek

“Iye” jawab Pepe…

GambarBBM.COM


Pepe pun segera menyeduh satu cangkir kopi kembali. Tetapi tanpa sepengetahuan Jek, Pepe membuang ludah ke dalam cangkir kopi untuk Jek, lalu diaduk kembali.

“Syukurin lu” ucap Pepe sambil nyengir siluman.

Setelah Pepe kembali membawakan dua cangkir kopi untuk mereka,  Jek pun membuka obrolan santainya dengan Pepe mengenai isi pesan yang tadi. Jek mengatakan bahwa dia setuju dengan Pepe mengenai jadwal padat untuk demo di bulan mei nanti. Salah-satunya dengan semakin terbatasnya mereka mencari perempuan untuk dipacarinya.

Pepe pun mengiyakan maksud Jek, mereka berdua sama-sama tahu kelemahan masing-masing dalam usaha mencari cewek. Sebagai aktifis, berbagai pengalaman saat mereka mendekati banyak perempuan selalu menemukan jalan yang terjal.

Mengetahui Pepe mengerti maksudnya, Jek pun berujar,

“Lu kan tahu, kita ini aktifis, tapi masih gini-gini aja kagak punya pacar coy. Terakhir gue putus, gara-gara Cuma kalender doank.”

“Iye paham gue, tapi lu tahu sendiri, gue juga kalo depan cewek, ngomong jadi gugup, belum lagi gue kalo udah gugup, bawaaannya pengen garuk-garuk melulu” jawab Pepe sambil menggaruk selangkangannya.

“Bulan mei ini terasa padat nanti waktunya, yang lain mah enak udah pada punya pacar. Si Alip, punya cewek rambut pirang, mana peneliti lagi. Sekarang dia lagi nyekripsi, bisa aja doi gak ikut demo. Tapi gue yakin dia nyekripsi nya sambil ngopi sama si pirangnya. Belum lagi si Ojin kalo demo selalu bawa ceweknya. Lalu si Pirli, dia pimpinan Senat Kampus, tentunya kalo demo, bisa bawa cewek-cewek kampus yang gampang di ajak. Beruntung banget yah dia” tambah Pepe.

“Bener kata lu, tapi gue malah jadi inget si Bio. Dulu pernah boongin kita pas demo setahun lalu, kita lagi ditembakkin pake gas air mata, dia malah asyik-asyikan nonton Fast and Furios ke enam ama ceweknya.” balas Jek

“Gue yakin, ntar pas lagi demo, bisa aja dari kita ada yang ga bisa datang, apalagi jadwal bulan mei padat entar. Belom lagi yang pada skripsi, dsb. Ditambah udah pada punya cewek, kalo mereka ga bisa ikut demo, udah ketahuan jawabannya” tambah Jek dengan Yakin.

“Iye yeh, aduh gimana yeh, ada rencana ga?” tanya Pepe masih sambil garuk selangkangan.

“Sini gue kasih tahu, gue ada ide nih” ujar Jek sambil tersenyum-mesum.

“Sebelumnya minum kopinya dulu dong, keburu dingin entar,” tawar Pepe.

Jek pun meminum kopi yang sudah dibuatkan oleh Pepe. Pepe hanya ngikik

“Gimana kopi buatan gue?” tanya Pepe

“Mantap…..” jawab Jek

Jek pun masih berpikir keras untuk menuangkan ide nya sedangkan Pepe masih terus-terusan ngikik.

“Kenapa lu ketawa-ketawa dari tadi?” tanya Jek sambil mengerutkan kening.

“Ga papa..” jawab Pepe kalem.

Selanjutnya Jek tetap meminum kopi sampai habis. *



*Cerita ini cuma lucu-lucan saja bro n sist, mohon maaf ya jika ada pihak-pihak yang tidak berkenan.



KISAH JEJAKA GALAU: DUA CINTA DI KEDAI ES KRIM

Disini lah saya berada. Di sebuah rumah kos yang menjadi tempat beristirahat, tak perduli, berantakan, buku ada dimana-mana, tetangga sebelah juga sering berisik. Bersama Alip, Pepe dan Jek, kita yang sering meramaikan kosan. Saya sendiri yang paling muda di rumah kos itu, kalau Pepe jarang muncul di kosan. Karena Pepe sebenarnya tidak tinggal disini. Dia punya kosan sendiri di jalan lenteng agung. Kalau Jek hobi nya tidur-tiduran, kalau kos lagi sepi baru Jek beraktifitas, gak tahu deh dia ngapain aja.

Oleh: Rozi Hariansyah

Biasanya kalau Pepe lagi main kesini, pasti bawa kabar gembira untuk Jek. Yah biasa, kalau bukan soal permainan Get Rich. Ah Get Rich melulu kapan Get Married nya lau berdua? Eh, tapi mereka bukan penyuka sesama jenis maksudnya. Pepe selalu membawa kabar gembira soal – kalo bukan soal cewek, soal apaan lagi. Biasanya Jek langsung bilang “Pak Haji bawa berkat, ayo kita berangkat”, Jek dan Pepe langsung cabut entah kemana.

Kalau Alip jangan ditanya, paling galak coy. Dia yang lebih dulu tinggal di kosan ini. Tapi karena dia berpengalaman berpuluh-puluh tahun tinggal di Planet Namek dan Planet Krypton jadinya dia berkuasa di dunia suku anak dalam atau di kosan ini. Dia aktifis senior coy. Aku jelas menghormatinya untuk mendidik kita-kita yang perilakunya seperti anak kecil kebanyakan nonton kartun.

Sambil melawan bosan, akhirnya Alip berkata,

“Coy masak-masaklah, gue masak nasi yah,  ojin, beli lauk-pauk sana. Jek, cuci piring kotor dulu dibelakang.”

oke, sahut kita berdua minus Pepe.

Aku langsung berangkat ke Warteg terdekat. Jek langsung berangkat ke terminal tapi keburu saya cegat. Lagipula ngapain cuci piring di terminal. Jek memutuskan untuk  berangkat ke kamar mandi saja mencuci piring-piring kotor lagi numpuk bersama gelas-gelas bekas kopi kemarin.

Kami memang sudah terbiasa membagi tugas menjalankan kehidupan kosan. Memang seperti ini untuk hidup bersama,

“Yang ada mari dipakai, yang tidak ada, mari cari sama-sama” , begitu slogan Alip saat menasihati kami semua, saat kami terkadang menjadi pemalas atau bengong sendirian.

Siang ini terasa terik. Matahari memang semakin meninggi. Aku pun berjalan di sebuah gang sekitar daerah Kelapa dua, Depok. Saat Aku  berjalan keluar dari gang, langkahku terhenti sebab jalan menuju Warteg ditutup karena sedang ada acara di salah-satu rumah. Aku mengamati setiap tamu yang datang di acara tersebut. Mataku tertarik  saat melihat ada seorang perempuan muda berkerudung dan berkacamata yang memang sudah cantik luar-dalam.

“Wow”

Aku terpana sejenak melihat perempuan berkerudung dan berkacamata itu membawa satu kardus minuman ringan. Kuat juga yah dia. Hal itu yang membuat aku jadi “Wow” melihat minuman yang dibawa perempuan itu, karena cuaca panas aku jadi haus sih, jadi gak fokus. Aku buru-buru memalingkan pandangan.

Pandanganku lalu tertuju pada  sebuah kedai es krim. Seandainya aku punya  uang lebih, aku ingin beli es krim,  namun uang yang aku punya sekarang hanya untuk patungan beli lauk-pauk.


Suara.com

Aku menjadi galau melihat kedai es krim. Bukan soal ga bisa beli, lagipula Kedai es krim nya sedang tutup. Namun tidak menutup setiap momen aku melewati tempat ini. Dulu, ada seorang perempuan yang membelikan aku es krim tetapi aku menolaknya. Bukan aku tidak suka es krim, tapi  takut untuk tidak dapat membalas kebaikannya atau membalas yang lain, perasaannya mungkin. Tak apalah, terakhir saya stalking sosial media nya, dia sedang suap-suapan es krim dengan seorang pria, mungkin pacarnya. Yang pasti  dia telah bahagia, tidak harus kembali lagi ketempat ini dan beli es krim, apalagi membelikannya untuk ku.

Bukan berarti saya tidak menyukai es krim. Aku berkali-kali mencoba membeli bersama kekasih saya,waktu itu, ingin membelikannya untuk janji. Janji yang belum pernah aku tepati sampai sekarang, karena selalu tutup. Terkadang setiap mengantarnya pulang ke rumah, aku pasti singgah sejenak ke tempat ini. Yah  namun kedai es krim ini selalu tutup, sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian.

Apakah tukang es krim nya lagi naik haji? Ternyata tidak. Sepertinya tempatnya memang sudah pindah. Dan apakah ini sebuah pertanda dari hubungan kita? Waktu itu ada banci yang sedang mengamen gangguin lamunanku. Banci itu bernyanyi dengan lagu Band Armada bercengkok dangdut,

Mau dibawa kemana hubungan kita.aahh……
Ku tak akan terus jalani,
Tanpa ada iketan pasti
Antara kau dan aku….

Aku jawab sekilas,

Maaf bang, lain kali aja

Emangnya eike abang-abang, si yei ngomongne suka asalole” jawab banci itu sambil mencolek wajahku.

Langsung saja aku sambit pakai sandal itu banci. Sial, sandal nya diembat juga sama banci tadi. Banci tersebut berlari sambil tertawa setan melambaikan sandal yang aku sambit tadi. Masalahnya yang aku sambit ternyata sandal punya Jek yang harganya lima puluh ribuan, mana cuma sebelah kiri lagi. Terpaksa aku kehilangan sandal sebelah.

***


Sampai sekarang pun janji membelikan es krim selalu ada untuk, yah dia memang bukan pacarku lagi. Keadaannya sudah berbeda. Barangkali dia bisa menolak. Bayangkan kalau aku membelikannya es krim, terus aku kasih pas dia lagi sama pacarnya. Kali ini aku benar-benar terdiam

Aku  kembali melangkah, takut diomelin oleh si Alip atau Jek karena lama menunggu untuk membeli lauk-pauk. Kedai es krim masih tetap tutup. Ah, biarkan saja, barangkali aku memetik pelajaran bahwa :

“janganlah menolak es krim dari seorang perempuan  dan harus berusaha mencari es krim di tempat lain kalau tahu tempat yang mau kamu kunjungi  sedang tutup “.

Mungkin masih banyak kedai es krim  di tempat lain nun-jauh disana. Tapi sekarang bukan itu lagi yang aku pikirkan, Aku takut diomeli oleh Alip atau Munal. Aku pun pergi berlalu sambil bernyanyi,

Es krim woles…
Beli dong….
Gue capek Ngedorong…*





*lagu tukang es krim yang biasa kita dengar tahun 2000-an, kalok gak salah sih gitu nadanya.

KISAH JEJAKA GALAU : "SAMA-SAMA PEA"

“Menjadi aktifis selalu sulit yah?”, ungkap Pepe pada Jek,

Oleh: Rozi Hariansyah
Pepe, mahasiswa semester  dua kali tahun kabisat, demonstrasi mahasiswa adalah hobinya, titip absen kuliah ialah jagonya, merayu perempuan adalah kelemahannya. Dia sedang mengutuki dirinya di depan kawan baiknya Jek. Jek sebagai patner sehidup sepatungan sehari-harinya ini juga sedang gundah. Bagaimana tidak, dia habis diputusi oleh pacarnya.

Baru saja tadi malam Jek di hubungi via sms, bahwa kekasihnya menginginkan hubungan mereka berakhir. Secara fisik Jek memang bukan orang yang spesial, kecuali memang hobi mengutang martabak spesial di jalan lenteng agung sana.

Jek membaca sms alasan ia diputus. Katanya dia kurang perduli sama pacarnya, tanggal ulang tahun lupa, tanggal jadian lupa, tanggal janjian nge-date pun lupa.  Padahal sebenarnya ini ulah Pepe. Andai saja Pepe tidak merobek kalendernya buat alasan bungkus kado ulang-tahun gebetannya pasti Jek tidak akan selalu lupa.

“Coy, jangan diam aja, jadi aktifis memang sulit yah?” tanya Pepe lagi.

 “Sayang, kenapa kamu meninggalkan aku….”, jawab Jek dengan gak nyambung

 “Ah lo ngomong apa si”? kata pepe.

Jek sebenarnya tahu, masalah Pepe ialah masalah dia saat ini juga. Itulah alasan Jek putus sama pacarnya. Karena sering aktif di organisasi mahasiswa dan selalu demo bareng Pepe serta teman-temannya yang lain. Jek selalu lupa dengan kesibukan lainnya. Padahal sebelum dia aktif berorganisasi, Dia cukup peduli dengan pacarnya. Tapi apalah daya, setelah mengenal organisasi mahasiswa yang hobi demo, dipikirannya hanya demo, mengajak orang lain untuk ikutan demo,membuat tulisan berbau demo, bahkan Farah Quinn lagi demo masak di televise dipelototin juga.

Begitu juga dengan Pepe. Masalah dia bahkan dibilang lebih serius. Berkebalikan dengan masalah Jek, Pepe menganggap selama dia menjadi aktifis mahasiswa, tak satupun mahasiswi yang dia bisa dekati, apalagi dipacari. Dia memang lemah bila berbicara dengan perempuan. Keras di depan barisan polisi namun lemah di depan perempuan yang ditaksirnya. Baginya karena sering menjadi aktifislah, Pepe tak bisa mengolah kata untuk berbicara yang lembut-lembut depan perempuan, pernah ketika ia bertemu perempuan yang ditaksirnya,

 “Hai, kamu lagi apa? kamu tahu ga, pemerintah sekarang naikkin harga bbm, harga barang pokok semakin mahal saja. Kita ini mahasiswa, marilah bergerak untuk melawan, kalau kita diam saja, kita sama saja pengkhianat!! hidup rakyat, hidup mahasiswa!!!”.

Pepe tidak sadar, Dia tidak sedang berada di lapangan. Dia sedang berada di depan perempuan yang dia taksir. Kontan perempuan  di depannya itu malah kabur dan menangis, seperti merasa bersalah, karena ikut berdosa dan tidak bisa melakukan apa-apa terhadap kebijakan kenaikan harga bbm. Pepe hanya bisa melongo, melihat kejadian itu.


sumber: Forumdetik.com


Jek pun akhirnya buka suara,

“ah kau Pep, aku tahu masalahmu apa!” ,


 “aku juga tahu masalahmu apa!” sahut Pepe.