“Menjadi
aktifis selalu sulit yah?”, ungkap Pepe pada Jek,
Oleh:
Rozi Hariansyah
Pepe, mahasiswa semester dua kali tahun kabisat, demonstrasi mahasiswa
adalah hobinya, titip absen kuliah ialah jagonya, merayu perempuan adalah
kelemahannya. Dia sedang mengutuki dirinya di depan kawan baiknya Jek. Jek sebagai
patner sehidup sepatungan sehari-harinya ini juga sedang gundah. Bagaimana
tidak, dia habis diputusi oleh pacarnya.
Baru saja tadi malam Jek di hubungi via sms, bahwa
kekasihnya menginginkan hubungan mereka berakhir. Secara fisik Jek memang bukan
orang yang spesial, kecuali memang hobi mengutang martabak spesial di jalan
lenteng agung sana.
Jek membaca sms alasan ia diputus. Katanya dia
kurang perduli sama pacarnya, tanggal ulang tahun lupa, tanggal jadian lupa,
tanggal janjian nge-date pun lupa. Padahal
sebenarnya ini ulah Pepe. Andai saja Pepe tidak merobek kalendernya buat alasan
bungkus kado ulang-tahun gebetannya pasti Jek tidak akan selalu lupa.
“Coy,
jangan diam aja, jadi aktifis memang sulit yah?”
tanya Pepe lagi.
“Sayang, kenapa kamu meninggalkan aku….”,
jawab Jek dengan gak nyambung
“Ah lo ngomong apa si”?
kata pepe.
Jek sebenarnya tahu, masalah Pepe ialah masalah dia
saat ini juga. Itulah alasan Jek putus sama pacarnya. Karena sering aktif di
organisasi mahasiswa dan selalu demo bareng Pepe serta teman-temannya yang
lain. Jek selalu lupa dengan kesibukan lainnya. Padahal sebelum dia aktif
berorganisasi, Dia cukup peduli dengan pacarnya. Tapi apalah daya, setelah
mengenal organisasi mahasiswa yang hobi demo, dipikirannya hanya demo, mengajak
orang lain untuk ikutan demo,membuat tulisan berbau demo, bahkan Farah Quinn
lagi demo masak di televise dipelototin juga.
Begitu juga dengan Pepe. Masalah dia bahkan dibilang
lebih serius. Berkebalikan dengan masalah Jek, Pepe menganggap selama dia
menjadi aktifis mahasiswa, tak satupun mahasiswi yang dia bisa dekati, apalagi
dipacari. Dia memang lemah bila berbicara dengan perempuan. Keras di depan
barisan polisi namun lemah di depan perempuan yang ditaksirnya. Baginya karena
sering menjadi aktifislah, Pepe tak bisa mengolah kata untuk berbicara yang
lembut-lembut depan perempuan, pernah ketika ia bertemu perempuan yang
ditaksirnya,
“Hai, kamu lagi apa? kamu tahu ga,
pemerintah sekarang naikkin harga bbm, harga barang pokok semakin mahal saja. Kita
ini mahasiswa, marilah bergerak untuk melawan, kalau kita diam saja, kita sama
saja pengkhianat!! hidup rakyat, hidup mahasiswa!!!”.
Pepe tidak sadar, Dia tidak sedang berada di
lapangan. Dia sedang berada di depan perempuan yang dia taksir. Kontan
perempuan di depannya itu malah kabur
dan menangis, seperti merasa bersalah, karena ikut berdosa dan tidak bisa
melakukan apa-apa terhadap kebijakan kenaikan harga bbm. Pepe hanya bisa
melongo, melihat kejadian itu.
sumber: Forumdetik.com
Jek pun akhirnya buka suara,
“ah
kau Pep, aku tahu masalahmu apa!” ,
“aku juga tahu masalahmu apa!”
sahut Pepe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar