Semoga saja ini bukan
hari yang buruk.
Sebab hari ini namaku
tidak tercantum di papan pengumuman sidang skripsi. Padahal tidak mudah untuk
berebut tempat dengan orang lain, hanya untuk melihat papan pengumuman siapa saja
yang boleh ikut sidang skripsi. Memang setelah saling menghimpit dan saling
dorong, akhirnya aku bisa mencapai posisi paling depan. Susah memang kalau
kampus operasionalnya masih secara manual. Setelah menyadari nama-ku ternyata tidak
ada di papan, dunia ini terasa mau runtuh. Aku harus berkata apa? jadi ingat
lagunya Armada,
“Biarlah
orang berkata apa, ahahaa.. hoho.. manusia tiada yang sempurna.”
www.returnfalsewordpress.com
Oleh: Rozi H.
”Bisa-bisa aku malah diketawain sama kawan-kawan ku yang
sudah lulus beberapa tahun yang lalu.”
Iya diketawain.
Sebenarnya aku sudah menginjak semester empat belas. Kalau dihitung, kira-kira
sudah tujuh tahun aku sudah kuliah. Aku hanya berharap semoga tidak menjadi
mahasiswa abadi, wong aku juga jomblo sampai hari ini, kurang mengenaskan apa
coba?
Aku sebenarnya tidak
masalah sering diejek sama kawan-kawan semasa kuliah. Yah aku mengakui saja,
semasa kuliah, aku kelihatannya paling malas. Aku sering telat masuk kuliah,
tidak lupa sering titip absen juga. Kalaupun aku sedang berada di kelas,
bawaannya pengen tidur saja.
Kebetulan tradisi
kuliah di kampus ku juga monoton banget. Tidak sampai dua jam, malah kita sudah
selesai kuliahnya. Kadang aku suka tidak mendengar namaku saat dipanggil. Kan
aku sering tidur juga pas kuliah. Saat aku sadar, kawan-kawan ku sering melihat
aku ketiduran, sontak aku jadi bahan tertawaan satu kelas, malu banget memang.
Jadi aku kelihatan wajar sering diejek kawan.
Tapi tunggu dulu, aku
tidak bisa dihakimi soal menjadi pemalas satu-satunya di dalam kelas. Memangnya
mereka yang menertawaiku bisa lebih baik dariku? Aku kira tidak. Sebagian dari mereka
juga menganggap kuliah ini tidak penting kok. Manggut-manggut sok ngerti kalau
dosen lagi berbusa-busa ngomong. Ada juga yang cari muka sama dosen, merasa sok
paling pandai di kelas, kelihatan jago bicara kalau lagi ada debat. Tapi tetep
aja pelit dimintain bantuan mengerjakan makalah kuliah. Lalu sisanya ada yang
seperti apa? yah sama, kalau tidak hobi main gejet atau sibuk ngaca di kelas,
mungkin nyoret-nyoret catatan kuliah supaya ada isinya saja.
Sebenarnya kita yang
rugi bila tidak serius kuliah. Bayar mahal-mahal, ujung-ujungnya ada saja mata-kuliah
yang mati. Alasannya bisa saja karena ada kesibukan di luar. Masuk akal tidak
sih? kalau misalnya ada empat belas pertemuan, nama mu bisa tercantum lebih
dari setengahnya atau paling greget berjumlah tiga belas.
Cuma masuk satu
pertemuan doang? Yah itulah aku.
(Foto 2)
Kelihatannya di jaman
sekarang, mahasiswa memang harus cepat lulus. Tapi setelah itu mau ngapain?
mencari kerja? banyak kawan ku yang lulus seperti mahasiswa normal, kesulitan
nyari pekerjaan di luar. Lho mereka juga kayaknya tidak disiapkan untuk terampil.
Apalagi kampus saya mayoritas lebih ke jurusan ilmu sosial. Masih mending ada
pelatihan semacam penelitian gitu.
Lagi-lagi yah itu tadi,
kalau di kelas kita seringnya dengerin dosen melulu sampai lumutan. Tapi
setidaknya, apapun bentuk kesulitannya, tapi mereka kan sudah lulus?
Bagaimana dengan ku
yang tidak lulus-lulus? Duh.
Padahal aku jadi ingat
waktu pertama kali menginjakkan kaki di kampus ini. Kuliah minggu pertama
sambil dikerjain senior. Semacam kegiatan ospek sih sebenarnya. Belum lagi ada
senior yang marah-marah kayak balas dendam, merasa tidak terima kalau kita yang
masih mahasiswa baru sudah berani melawan mereka. Jadi jangan heran tradisi
kampus tiap tahun begini melulu, ada senioritas tidak jelas.
Sejujurnya aku
beruntung setelah melewati ospek yang seperti neraka itu, kurang lebih
seminggu. Aku banyak bertemu kawan-kawan baru. Meskipun mereka meninggalkan ku
lebih cepat setelah beberapa semester sesudahnya, tapi aku bangga bisa berteman
dengan mereka. Kebanggaan ku itu adalah, aku pernah diajak berdiskusi rutin,
semacam kegiatan di luar kelas saat kuliah. Pernah diajak demonstrasi juga. Eh
ujung-ujungnya aku direkrut buat masuk organisasi mahasiswa. Itu yang buat aku
bangga, aku yang payah begini masih aja dicari-cari buat direkrut jadi anggota
organisasi mahasiswa.
(Foto 3, diskusi)
Nah, sebenarnya karena
kesibukan aku di organisasi mahasiswa ini lah yang membuat aku tidak fokus
untuk menyelesaikan kuliahku. Tenang saja ini cuma satu dari sekian alasan bila
ada yang menanyakan padaku kenapa aku tidak lulus-lulus kok. Ada banyak alasan
yang buat aku tidak cepat lulus, salah satunya penasaran mengapa sampai hari
ini aku belum punya pacar, mungkin saja.
Soal pacaran memang
kadang bikin keki buat mahasiswa bangkotan seperti aku ini. Ada cerita pernah
aku naksir sama adik kelas. Dia beda empat semester denganku. Sejak awal dia
masuk kuliah, aku sering pastinya mendekati dia dengan seribu cara. Meminjami
dia buku, meskipun bukunya saya peroleh dari hasil minjam dari teman juga.
Tidak lupa berdiskusi dengan dia soal matakuliah apa saja yang sulit? ngobrolnya
di warung kopi biar bisa berduaan. Selalu mengajak dia untuk pulang bareng, dia
sesekali tidak menolak ajakan ku itu.
Namun siapa sangka,
setelah rutinitas pendekatan yang aku lakukan ke dia selama ini, eh dia malah
lulus duluan dibanding aku. Yang bikin lebih keki lagi, dia malah jadian sama
kawanku yang lulusnya bareng dia.
Sudahlah mari aku
akhiri saja cerita ini.
Kembali ke awal. Aku
pun melangkah menjauhI gerombolan orang yang masih berebut melihat nama di
papan pengumuman sidang skripsi. Mereka masih saling dorong kayak anak kecil
rebutan balon gratis. Aku hanya tersenyum kecut.
Aku cuma ingin bilang:
Sebenarnya aku belum bayaran sidang skripsi, hehehe. Ini adalah semester
terakhirku tentunya. Sebab aku sudah menyelesaikan semua kelengkapan persiapan
sidang skripsi, kecuali- yah bayar uang sidang skripsi itu. Paling namaku
sengaja diumpetin, biar aku buru-buru menghadap bagian keuangan. Makanya namaku
tidak tercantum di papan pengumuman sidang skripsi. Hehehe.
Aku ini memang payah yah, soal mau lulus saja,
aku buat santai. Setidaknya karena aku payah, kamu bisa tahu bahwa aku tidak
sendirian selama menjadi mahasiswa payah.*
*Tulisan ini pernah dipublikasi di situs bilanglantangwordpress.com, ditulis ulang dengan perubahan judul dan sedikit gaya tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar